Rabu, 07 Oktober 2020

#1 Untuk Hidup

Bagaimana rasanya duniamu ketika kamu hidup dengan membenci seseorang yang seharusnya kamu sayang?

Bagaimana rasanya hidup diruang yang sama dengan seseorang yang tidak dapat mencapai ekspektasi-ekspektasimu?

Bagaimana rasanya hidup berpura-pura menyukai padahal kamu amat membenci?

Bagaimana rasanya kamu ingin melawan, tapi saat menarik napas saja kamu gemetaran?

Bagaimana rasanya bahagiamu seketika hilang hanya dengan mendengar suaranya?

Bagaimana kamu bertahan? 

Bagaimana aku bertahan?

Jika berakhir penyesalan, aku duduk dipojokan.

Yang selalu kukatakan, "Sudah larut malam,  waktunya menunda keresahan dan tertekan. Sudah cukup memikirkan banyak hal, esok pagi harus tetap hidup. Hari ini belum cukup."


Dari, Glady Asa Vanes




Selasa, 22 Oktober 2019

Belum selesai

22 lagi kita kembali kepada mimpi kita sendiri-sendiri. Berhenti bertukar cerita, mungkin memang sebenarnya kita tak pernah benar-benar ada. Terima kasih sudah menemani bulan-bulan, terima kasih sudah baik dan tak kasar. Terima kasih atas komunikasi nonverbal pada jam itu, hari itu, bulan itu. Ku nyaman ada bersamamu.

Bintang-bintang kita yang setiap hari ingin selalu kulihat dari teras rumah kini murung dan pergi lagi, sementara kamupun ikut pergi.

Banyak kisah yang ku tahu, walau tak pernah kau buka.

Semoga kamu tetap dengan kata "tak pernah berniat untuk berhenti apapun".
Semoga saat menemani bulan-bulan kemarin kau menyayangiku dengan sungguh.

Tak ada tulisan yang sia-sia.

Jangan berhenti saling mendo'akan yang baik, aku ingin melihatmu dengan seragam akpolmu, ingin melihatmu bermain drum, melihatmu tanding, melihatmu bahagia.
Kudo'akan selalu.
Kau pasti berbahagia.

Minggu, 21 April 2019

Pulang

Sesekali menatap hujan, membiarkan pandangan menikmati setiap detik hujan
Lalu merasakan damainya, hingga pemiliknya terbawa suasana dan merasakan damainya juga
Aku tak melihatmu pada setiap detik hujan

Namun kudapat merasakan hadirnya kamu bila kupejamkan mata
Terkadang gemuruh mengganggu pandangan dan pendengaran, terkadang juga takut akan hal itu.

Aku takut tidak boleh memikirkanmu lagi saat hujan. Dan sepertinya kali ini aku tak boleh memikirkanmu. Aku tak membencimu gemuruh, aku mengerti.
Aku akan selalu berterima kasih dan memaafkanmu

Kamu berhasil menipu hati ini, kamu membiarkan bintang-bintang terus menetap di kepalaku dan kamu sendiri pergi

Aku baik-baik saja, janji
Kamu pulang untuk bahagia
Terima kasih

Minggu, 31 Maret 2019

Cara

Sore, hujan, payung, sepeda,
jalan yang terlihat jelas, kayuhan damai, dan
gadis yang memimpikan segala hal.
Terkadang juga benci bermimpi.

Apapun, mereka bebas berkata.
Mungkin itulah cara mereka menikmati dunianya,
semprotan genangan air dari orang yang tak tahu bagaimana cara menikmati hujan, menciptakan senyuman gadis ini.
Terimakasih, aku menikmati hujan hari ini.
Cara melihat duniaku, merasakan udaranya.

Kutahu

Pesanmu tak kubuka,
tetap kupastikan rindumu mendapat ruang luas di sini

Sampai bertemu nanti, hujan